Selasa, 29 Agustus 2023

KILAS SEJARAH DINASTI UMAYAH

Dinasti Bani Umayah adalah sebuah dinasti yang berkuasa dalam dunia Islam dari tahun 661 hingga 750 M. Dinasti ini didirikan setelah kematian Khalifah Ali, yang merupakan khalifah keempat dalam periode Khulafaur Rasyidin. Berikut adalah gambaran umum tentang berdirinya dinasti Umayyah, perkembangannya, keruntuhannya, dan perbandingan dengan Khulafaur Rasyidin:

Berdirinya Dinasti Umayyah

Setelah terjadinya perang saudara dalam Islam yang dikenal sebagai Perang Shiffin, Khalifah Ali dibunuh pada tahun 661 M. Setelah kematiannya, Muawiyah bin Abi Sufyan, yang merupakan gubernur Suriah dan sebelumnya merupakan musuh Khalifah Ali, memerintahkan pasukannya untuk mengangkatnya sebagai khalifah. Tindakan ini menandai berdirinya dinasti Umayyah. Muawiyah menjadi khalifah pertama dari dinasti ini dan menjadikan Damaskus sebagai ibu kota kekhalifahan.

Perkembangan Dinasti Umayyah

Dinasti Umayyah mencapai puncak kekuasaannya di bawah pemerintahan Abdul Malik bin Marwan (685-705 M). Pada masa pemerintahannya, kekhalifahan Umayyah berkembang secara luas, mencakup wilayah yang luas dari Spanyol di barat hingga Persia di timur. Abdul Malik juga dikenal karena reformasi administratif dan keuangan yang dilakukannya, termasuk pengenalan mata uang Islam yang seragam.

Namun, di antara faktor penting dalam perkembangan dinasti Umayyah adalah perlakuan mereka terhadap non-Arab Muslim. Beberapa kelompok dan individu merasa bahwa pemerintahan Umayyah lebih condong memihak kepada suku Arab, yang pada gilirannya menyebabkan ketidakpuasan di antara populasi Muslim yang non-Arab.

Keruntuhan Dinasti Umayyah

Keruntuhan dinasti Umayyah terjadi akibat perang saudara yang dikenal sebagai Revolusi Abbasiyah pada awal abad ke-8 M. Revolusi ini dipimpin oleh kelompok yang dipimpin oleh Abu Muslim, yang menentang kebijakan Umayyah. Pasukan Abbasiyah berhasil mengalahkan dinasti Umayyah dan mendirikan dinasti mereka sendiri, yaitu Dinasti Abbasiyah, yang memindahkan ibu kota ke Baghdad pada tahun 762 M.

Komparasi dengan Khulafaur Rasyidin

Perbedaan utama antara dinasti Umayyah dan Khulafaur Rasyidin adalah dalam hal metode pengangkatan khalifah. Khulafaur Rasyidin, yang terdiri dari Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib, diangkat berdasarkan konsensus dan pemilihan dari para sahabat Nabi Muhammad. Mereka diakui secara luas sebagai khalifah yang sah oleh komunitas Muslim pada saat itu.

Di sisi lain, dinasti Umayyah berawal dari kekuasaan politik dan perang saudara. Muawiyah bin Abi Sufyan tidak dipilih secara konsensus, tetapi memperoleh kekuasaannya melalui kekuatan militer dan dukungan dari kalangan tertentu. Ini menciptakan perpecahan dalam umat Islam, di mana sebagian mengakui keabsahan dinasti Umayyah, sementara yang lain tetap setia kepada Khulafaur Rasyidin atau mendukung kelompok lain.

Selain itu, dinasti Umayyah memiliki ciri khas aristokratis dan pusat kekuasaan yang lebih sentralistik dibandingkan dengan Khulafaur Rasyidin yang lebih sederhana dan berbasis konsultatif. Dinasti Umayyah juga dikenal karena dominasinya yang lebih besar atas wilayah-wilayah non-Arab dan perlakuan mereka yang kurang merata terhadap non-Arab Muslim.

Secara keseluruhan, perbandingan antara dinasti Umayyah dengan Khulafaur Rasyidin menunjukkan perbedaan dalam cara pengangkatan, gaya pemerintahan, dan perlakuan terhadap kelompok-kelompok dalam masyarakat Muslim.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIQH KURBAN DAN AQIQAH

 FIQH KURBAN DAN AQIQAH  (Diterjemahkan Dari Kitab Fathul Qarib)  Oleh: Sukabul, S.Sy. (Penyuluh Agama Islam KUA Kec. Ayah) فَصْلٌ فِي أَحْك...