Pada zaman dahulu, di kota Makkah, hiduplah seorang sahabat bernama Abu Sa'id al-Mubarak al-Makhzumi. Ia dikenal sebagai sosok dermawan dan penuh kebaikan. Kisah kebaikan Abu Sa'id ini menjadi legenda yang terus diceritakan oleh orang-orang Makkah hingga saat ini.
Abu Sa'id adalah seorang pedagang yang sukses. Namun, ia tidak pernah lupa akan tanggung jawabnya sebagai seorang muslim. Setiap kali ia mendapatkan keuntungan dari bisnisnya, ia membagi sebagian besar hartanya kepada yang membutuhkan. Setiap orang yang datang meminta bantuan, baik miskin maupun terlantar, selalu ia layani dengan penuh kasih sayang.
Suatu hari, sebuah bencana melanda Makkah. Gempa bumi yang dahsyat mengguncang kota tersebut, merusak banyak bangunan dan menyebabkan kepanikan di kalangan penduduk. Banyak orang kehilangan tempat tinggal dan kebutuhan pokok mereka.
Abu Sa'id, dengan hati yang penuh belas kasihan, segera bertindak. Ia membuka gudangnya yang berisi makanan, pakaian, dan berbagai barang kebutuhan lainnya. Semua itu ia bagikan kepada para korban gempa bumi tanpa pandang bulu. Tidak ada yang perlu membuktikan kebutuhan mereka, karena Abu Sa'id meyakini bahwa setiap orang yang menghadapi bencana layak mendapatkan pertolongan.
Kisah kebaikan Abu Sa'id menyebar dengan cepat di kalangan masyarakat Makkah. Orang-orang terinspirasi oleh tindakannya yang mulia, dan banyak yang mulai mengikuti jejaknya. Abu Sa'id tidak hanya memberikan bantuan material, tetapi juga memberikan dukungan moral kepada mereka yang terluka dan terpukul secara emosional oleh bencana tersebut.
Berita tentang Abu Sa'id akhirnya mencapai telinga Khalifah Umar bin Khattab (ra), pemimpin muslim saat itu. Khalifah Umar, yang juga dikenal sebagai Khalifah adil, tergerak oleh kebaikan Abu Sa'id. Ia memutuskan untuk mengundang Abu Sa'id ke istana untuk memberikan penghargaan atas dedikasinya kepada kemanusiaan.
Ketika Abu Sa'id tiba di istana, Khalifah Umar menyambutnya dengan hangat. Ia memuji Abu Sa'id atas kebaikan dan kedermawanannya yang luar biasa. Khalifah Umar kemudian memberikan gelar kehormatan "Al-Mubarak" kepada Abu Sa'id, yang berarti "yang diberkahi" dalam bahasa Arab, sebagai pengakuan atas perbuatan baiknya.
Ketika ditanya tentang alasan di balik kebaikannya, Abu Sa'id menjawab dengan sederhana, "Kebaikan adalah sifat yang diajarkan oleh agama kita, dan Allah SWT telah memberkahi saya dengan banyak kekayaan. Saya hanya menyebarkan berkah yang telah diberikan kepada saya."
Pesan Abu Sa'id tentang kebaikan dan kedermawanan terus terdengar di seluruh penjuru Makkah. Kisahnya menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk berbagi kebaikan kepada sesama. Abu Sa'id terus menerus melanjutkan perjuangannya dalam menyebarkan kebaikan, tidak hanya di Makkah, tetapi juga di berbagai tempat lainnya.
Kisah Abu Sa'id al-Mubarak al-Makhzumi mengingatkan kita akan pentingnya berbagi dan peduli terhadap sesama. Ia menunjukkan bahwa kebaikan bisa merubah hidup banyak orang dan menciptakan perubahan positif di masyarakat. Kisah Abu Sa'id mengajarkan kita bahwa tidak peduli seberapa besar atau kecilnya perbuatan baik yang kita lakukan, setiap tindakan kebaikan memiliki dampak yang besar dalam hidup orang lain.