Jumat, 24 September 2010

Kajian shalat; Fiqh, medis, dan filosofis

Pengertian, Syarat dan Rukun Dalam Shalat (Sekilas Fiqh Tentang Shalat)
Shalat secara bahasa berarti doa. Dan menurut istilah syara’ shalat adalah beberapa pekerjaan dan perkataan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan syarat-syarat yang telah dikhususkan.
Shalat yang difardhukan oleh Allah azza wa jalla dalam sehari semalam ada lima waktu. Yaitu berupa shalat Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya, dan Subuh. Adapun syarat-syarat wajib shalat sebagaimana yang kami kutip dari Husain al-Ashfahani dalam buku karyanya yang merupakan sebuah komentar terhadap kitab Taqrib karya Qadhi Abu Sujak, disebutkan ada 3 macam yaitu Islam, Baligh, dan Berakal. Adapun syarat-syarat shalat itu sendiri ada 5 macam yaitu: bersuci dari hadats, menutup aurat (bagian tubuh yang dilarang syara’ untuk diperlihatkan didepan umum karena besar kemungkinan akan memancing nafsu syahwat lawan jenis. Dan tentunya hal ini sudah masuk klasifikasi maksiat), tempat suci, mengetahui masuknya waktu dan menghadap kiblat.
Masih dalam sumber yang sama disebutkan pula rukun-rukun shalat, yaitu: niat, berdiri jika kuasa, takbirotul ihram, membaca fatihah, rukuk, tuma’ninah, bangun dari sujud, I’tidal, tuma’ninah dalam I’tidal, sujud, tuma’ninah dalam sujud, duduk tahiyat akhir, tasyahud akhir, shalawat kepada nabi, dan salam pertama.

Tinjauan Filosofis dan Medis Tentang Shalat
Shalat wajib sangat terikat dengan waktu. Allah Swt. Berfirman:
               •      • 
Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. QS. Al-Nisa’ 103
Waktu disini memiliki ketentuan khusus sehingga akan memunculkan beragam pertanyaan. Mengapa kelima waktu itu yang menjadi pilihan? Apa rahasia dibalik itu?
Dengan ditentukannya waktu akan menjadi ibadah yang membutuhkan kedisiplinan. Shalat dilakukan pada interval waktu yang teratur sepanjang hari. Waktu pelaksanaannya sudah ditentukan berdasarkan peredaran matahari.
Al-Bujairami seorang pakar fiqh yang hidup di abad ke-13 H. berusaha menguak makna filosofis dari waktu shalat. Menurutnya waktu-waktu yang telah ditentukan Allah memiliki keistimewaan . waktu-waktu tersebut mengingatkan kita pada fase-fase kehidupan yang pasti dilalui oleh manusia. Terbitnya matahari sebagai symbol waktu kelahiran. Waktu naiknya matahari sebagai symbol tumbuh berkembangnya manusia. Waktu berikutnya adalah bertenggernya matahari dipuncak cakrawala. Ia menggambarkan manusia dikala muda dimana dapat memuaskan segala hasratnya, seperti matahari yang terpuaskan karena bisa membagi secara sempurna pancaran sinarnya. Bergeser dari puncak langit adalah gambaran dimana setiap manusia pasti akan berubah menjadi tua dan lemah. Demikian ini adalah waktu ashar, waktu diamana matahari bergerak menuju kematian.
Setiap yang hidup pasti akan mengalami apa yang disebut kematian. Jika matahari pernah terbit, maka tentunya ia juga akan terbenam. Demikian manusia yang pernah terlahir niscaya juga akan tertanam (terkubur). Demikianlah waktu maghrib mengingatkan kita pada kematian. Hancur dan musnahnya jasad dalam kubur dalam kubur adalah puncak dari hancurnya segala sesuatu yang bercirikan materi. Demikian juga waktu hilangnya mega merah ia menjadi perlambang bagi keberadaan matahari.
Al-hasil suatu momen yang penuh makna tidak akan segera sirna jika diikat dengan ceremonial tertentu. Demikian pula untuk mengingat makna filosofis waktu-waktu diatas diharapkan pengerjaan shalat dapat menjadi pengingat terhadap siklus kehidupan manusia sehingga setiap manusia diharapkan akan sadar bahwa dirinya esok akan mengikuti ketentuan waktu.
Jika al-Bujairami berusaha mengungkap dari sisi filosofis waktu shalat, maka para pakar kesehatan muslim berusaha melihat dari segi keilmuan yang mereka geluti.
1. Waktu Shalat Subuh
shalat subuh dilaksanakan sebelum terbitnya matahari, yaitu disaat udara masih bersih, jernih dan segar. Disisi lain kondisi badan masih dalam kondisi lemah karena dipengaruhi suasana tidur. Menurut ibnu hajar al-haitami suasana demikian sangat sesuai dengan jumlah rakaat shalat subuh yang hanya berjumlah dua. Hal ini menurutnya merupakan bentuk kemurahan Allah pada hambanya. Dalam udara yang masih bersih, segar dan jernih di pagi hari kadar ozon (03) yang berguna untuk mendorong pengaktifan susunan syaraf, fungsi hati, serta peningkatan otot-otot. Kemudian secara perlahan, kadarnya akan semakin berkurang memasuki waktu dhuha (waktu sekitar jam 7an) sehingga kadar hormone kortison juga menurun.
Pada bahasan diatas tentunya rugi jika kita sia-siakan waktu tersebut. Sebaliknya jika seseorang memperpanjang waktu tidurnya terdapat efek buruk bagi tubuh. Yakni munculnya penyakit jantung. Pagi hari merupakan waktu yang penuh dengan berkah untuk kita beraktifitas. Nabi bersabda:
“ berangkatlah pagi-pagi untuk mencari rizkidan segala kebutuhan. Sesungguhnya berangkat dipagi hari dipenuhi dengan keberkahan dan kesuksesan. HR. Tabrani no. 7.457.”
Nabi juga mendoakan umatnya yang bangun dipagi hari yang artinya:
“ ya Allah, berkahilah umatku diwaktu pagi mereka. HR. Abu dawud no. 2.608”
2. Waktu Shalat Zduhur
shalat zduhur dilakukan pada waktu matahari panas dan terik di siang hari. Pada waktu itu, kondisi tubuh mulai merasakan letih. Dengan melaksanakan shalat zduhur, maka seseorang telah melaksanakan beberapa hal yang penting. Diantaranya:
a. penenangan diri setelah melaksanakan shalat
b. penenangan rasa tegang yang ditimbulkan dari rasa lapar. Hal ini dikarenakan kebutuhan biologis tubuh menuntut tambahan energi (makan). Maka akan terjadi ketegangan akibat rasa lapar tersebut.
3. Waktu Shalat Ashar
waktu sore hari merupakan waktu yang berat bagi tubuh. Kebanyakan penderita jantung mengalami peningkatan penyakit pada waktu ini. Jam kerja pada sore hari mulai berakhir dan kondisi tubuh pun mulai lelah karena di pengaruhi kepenatan dan keletihan. Dengan menjalankan shalat ashar seseorang telah menghentikan aktivitasnya dengan menjalankan shalat ashar untuk menenangkan diri. Hal ini dapat menghindari dari berbagai efek buruk bagi tubuh dikarenakan keletihan dan kepenatan setelah banyak beraktifitas.
4. Waktu Shalat Maghrib
pada waktu ini hormone kortison sebagai zat aktif yang berfungsi untuk menambah keaktifan tubuh mulai melemah sebaliknya hormone melatonim (hormone keremajaan) meningkat karena mulai masuknya waktu gelap. Sehingga timbul rasa kantuk dan malas. Sejenak perlu diadakan gerakan-gerakan untuk pemanasan agar tubuh kita tidak terlalu lemas. Dan shalat inilah yang paling tepat dilhat dari pengaruh-pengaruh positif bagi tubuh dalam gerakan-gerakan shalat yang insya Allah akan kami terangkan kemudian.
5. Waktu Shalat Isya
waktu isya merupakan waktu perpindahan dari waktu yang penuh dengan kegiatan ke waktu istirahat. Produksi hormone melatonim mencapai sempurna pada waktu ini.
Keserasian lima waktu ini dengan perubahan biologis yang penting bagi tubuh. Menjadikan shalat lima waktu membawa dampak positif bagi tubuh manusia.

Hikmah Sebagian Rukun Shalat
Shalat lima waktu sebagai tatacara beribadah yang diperintahkan secara langsung oleh Allah dalam peristiwa isra’ mi’raj banyak sekali manfaat dan menyimpan berbagai keistimewaan yang baru diungkap baru-baru ini bersamaan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jika dulu ulama’ memahami arti shalat dari sisi filsafatnya maka sekarang telah berkembang pemahaman shalat dari sisi lain diantaranya medis. Setiap bagian rukun shalat memiliki efek positif bagi tubuh manusia. Dengan dua sudut pandang ini kita berharap menemukan wajah lain dari ibadah berupa shalat yang diwajibkan oleh Allah kepada kita.
1. niat
dalam kajian fiqh terdapat perbedaan dalam memposisikan niat dalam shalat. Apakah ia termasuk syarat atau rukun shalat. Tentunya untuk kali ini tidak akan kami ulas bahasan niat dalam tinjauan fiqh. Yang perlu digaris bawahi dalam kajian fan ini niat tetap diposisikan sebagai hal yang penting dalam ibadah. Nabi bersabda:
“segala sesuatu tergantung dengan niatnya…al-hadits”
Terdapat pula adigium pakar fiqh berupa “maksud lafaz tergantung pada yang melafalkannya.”
Secara filosofis niat adalah symbol dari harapan, tujuan hidup, dan cita-cita yang tinggi. Harapan merupakan modal utama dalam mengarungi bahtera kehidupan yang semakin terjal ini.
2. berdiri
berdiri selama beberapa waktu dalam shalat menjadi gerakan yang positif bagi kesehatan tubuh. Disaat berdiri, seluruh system syaraf yang ada pada manusia tertuju pada satu titik yaitu otak. Semuanya menjadi satu kesatuan untuk melakukan konsentrasi. Disaat itulah beban yang dirasakan oleh tubuh akan hilang. Punggung dalam keadaan lurus yang menyebabkan bentuk postur tubuh yang ideal. Disamping itu seluruh komponen dalam tubuh akan bekerja dengan normal.
3. Rukuk
Membungkuk dalam beberapa tradisi merupakan wujud penghormatan. Dalam suatu riwayat, perintah Allah terhadap malaikat dan iblis untuk bersujud kepada nabi Adam ditafsirkan dengan cara membungkuk kepada nabi Adam.
Next…. Langsung pada tinjauan medis
Posisi rukuk yang ideal adalah ketika tubuh membentuk sudut yang lurus dengan kedua kaki berdiri tegak, punggung dalam keadaan lurus tidak membungkuk, sementara leher tetap sejajar dengan badan, kecondongan badan tidak bertumpu pada pergelangan tangan maupun kedua sendi pergelangan tangan. Dari posisi yang begitu sempurna , menyebabkan jantung sejajar (horizontal) dengan pembuluh darah yang sebelumnya posisinya lebih rendah. Hal ini sangat bermanfaat untuk:
a. memudahkan aliran darah kedalam jantung
b. jantung akan lebih bebas menarik aliran darah tanpa ada gangguan gravitasi
c. pemompaan darah yang maksimal dari urat dalam rongga perut menuju jantung.
Bahkan, posisi ini akan membantu memperlancar aliran darah dan getah bening ke leher karena sjajar dengan letak bahu dan leher.
4. Sujud
Dalam sujud, menempatkan posisi yang paling rendah juga akan membantu sesorang untuk merendahkan diri dihadpan Allah. Jika rukuk dan sujud tidak sempurna, maka dapat dikatakan jiwa kita belum mencapai ketundukan dan kerendahan sebagaimana yang diharapkan.artinya akan semakin jauh untuk meraih kesempurnaan shalat, yaitu merasa kyusuk, tunduk, rendah, dan tenang dihadapan sang pencipta.
Menurut sebuah penelitian sujud memiliki beberapa manfaat diantaranya: pertama, dengan membengkokkan ke dua lutut saat sujud dapat mencegah kejang/kaku pada ke dua lutut. Kedua, posisi badan membungkuk ke depan dan peletakan dahi diatas tanah sangat membantu proses pemijatanpada perut dan pencernaan sehingga dapat menguatkan persendian serta menempatkan rahim pada posisi sebenarnya (bagi wanita) yang sangat berguna untuk mencegah kelainan dan kerusakan. Ketiga, menguatkan serta mengaktifkan pembuluh darah. Ke empat, merperkuat dan memperbesar otot-otot, baik otot paha , dada maupun betis serta membantu sirkulasi darah keseluruh tubuh untuk mencegah wasir. Kelima, memperkuat dinding perut dan membangkitkan gerakan usus. Ke enam, mencegah penyakit lambung yang disebabkan pengerutan otot-otot dan garakan diafragma (sekat badan antara perut dan badan). Ketujuh, mengeluarkan ingus dan nanah dari paru-paru, dan lainnya.
5. Salam
Gerakan salam merupakan penutup shalat dengan memalingkan kepala ke samping kanan dan kiri sangat berguna untuk menguatkan otot-otot leher. Gerakan ini juga akan membantu mempercepat aliran getah bening dari leher kejantung. Getah bening ini berperan pentingdalam system kekebalan tubuh.
Relaksasi otot disekitar leher dan kepala dapat menyempurnakan aliran darah dikepala. Gerakan ini dapat menegah sakit kepala dan menjagah kekencangan kulit wajah.

Efek Positif Shalat Bagi Beberapa Penyakit
1. Varises
Varises merupakan penyakit yang hanya menyerang manusia. Menurut penelitian medis sampai saat ini belum ditemukan factor yang dianggap sebagai penyebab utama timbulnya penyakit ini. Namun setidaknya ada 6 faktor yang menjadi penyebab timbulnya penyakit ini. Yaitu factor keturunan, pola makan dan jenis makanan, berdiri terlalu lama, kegemukan, gangguan pada sirkulasi darah dan gangguan hormon.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dr. taufik ulwan, shalat ternyata dapat mencegah penyakit varises. Survey membuktikan bahwa 10% penderita varises merupakan orang-orang yang rajin mengerjakan shalat sedang penderita yang tidak melaksanakan shalat mencapai 90%. Menurutnya hal ini dikarenakan berbagai sebab diantaranya: Pertama, gerakan shalat yang istimewa mampu memperkecil tekanan pada dinding-dinding yang lemah bagi urat-urat kaki bagian luar. Kedua shalat sangat berperan memperlancar aliran darah sehingga akan memperkuat dinding urat nadi yang lemah.
2. penyakit tulang
gerakan-gerakan shalat sangat berguna sebagai terapi pengobatan natural bagi penderita penyakit pada punggung, kedua lutut dan leher.
3. meningkatkan kinerja otak
setelah dilakukan berbagai penelitian ditemukan bahwa dengan melakukan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak akan menerima pasokan darah yang banyak. Pada saat sujud posisi jantung berada diatas kepala yang memungkinkan darah mengalir secara maksimal kedalam otak. Dan itu artinya otak mendapatkan banyak supply darah yang kaya akan oksigenuntuk memacu kerja sel-selnya. Dengan rutinitas dalam menjalankan shalat dapat membuat otak bertambah cerdas.

Penutup
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa shalat yang bernilai ibadah juga membawa dampak positif bagi kesehatan tubuh dan pikiran. Dengan gerakan-gerakannya yang istimewa tersebut shalat tidaklah beresiko mencederai tubuh. Bahkan, menyehatkan tubuh.
Selain itu dalam tinjauan filosofis tentunya dengan shalat kita bisa bersikap arif dan bijak dalam mensyukuri nikmat Allah azza wa jalla.

FIQH KURBAN DAN AQIQAH

 FIQH KURBAN DAN AQIQAH  (Diterjemahkan Dari Kitab Fathul Qarib)  Oleh: Sukabul, S.Sy. (Penyuluh Agama Islam KUA Kec. Ayah) فَصْلٌ فِي أَحْك...