Minggu, 16 Februari 2014

PENDAKIAN GUNUNG SINDORO 4-5 JUNI 2012 (rivew 3 tahun yang lalu)

gunung sindoro dari gunung prau dieng
Dalam Wikipedia disebutkan kalau nama gunung ini adalah sindara, biasa disebut dengan Sindoro atau Sundoro. Tapi kalau ane ya enakan pake nama Sindoro yang sudah familiar. Kayaknya kalau yang lainnya itu kurang enak rasanya di dengar..he.he.. mungkin karena itu tadi, kurang akrab gan…
Gunung Sindoro ini mempunyai ketinggian 3.136 mdpl., merupakan sebuah gunung volkanik aktif (tadinya  sih aktif terus mati katanya gan, dan di akhir tahun 2o11 gunung ini kembali hidup dan berjalan-jalan.hehehe). Gunung ini  yang terletak di jawa tengah tepatnya daerah Wonosobo dan Temanggung berdampingan dengan gunung Sumbing sehingga sering dikatakan kalau kedua gunung ini adalah gunung kembar. Ok gan,,, itu sekilas tentang gunung Sindoro, tambahannya nanti sambil ane cerita tentang perjalanan ane mendaki gunung tersebut bersama teman-teman dari desa Kemranggen kecamatan Bruno Kabupaten Purworejo Propinsi Jateng..
Tanggal 4-5 Juni 2012, pukul 15 30 WIB ane dan prend2 sudah ngumpul di depan rumah mas wahyu sawahlor, Kemranggen, Bruno, Purworejo atau tepatnya di perempatan sebelah utara SDN Kemranggen. Setelah berkumpul semua, kita absen satu persatu sambil menanyakan perlengkapan pendakian yang sudah dibagi. Ada mas Laras Pandulu, Febri (dari Pitiruh) Kipli, Darul Ihsan, Hendri, Supriyadi alias Supret, Gesit Handoyo, Jemingan potet, Penjol, Toro, Sapono gandasuli dan Tri Gandasuli. Eh ane juga gan, sampe lupa, perkanalkan, ane Kabul Khan kembarannya Amir Khan. Dilarang protes. ^_*. Dan ternyata sudah lengkap dari berbagai aspek baik orang & bekalnya, akhirnya dengan dimulai doa, perjalanan kita menggunakan motor menuju bascamp pendakian Sindoro di desa Kledung, Parakan, Temanggung dimulai………… sekitar jam 17 30 WIB kita sudah sampai di bascamp, tanpa istirahat langsung urus Administrasi dan shalat ashr dilanjut maghrib diteruskan doa lagi agar perjalanan lancar dan selamat semua. Setelah dirasa cukup, pendakian dimulai tepat jam 18 30 WIB. Perjalanan mendaki malam hari memang perjalanan pertama bagi ane gan, kata temen2 yg pernah mendaki malam sih lebih enak, capeknya gak kerasa, bekal air pun irit.
Dari bascamp menuju kaki gunung Sindoro perjalanan kurang lebih setengah jam melewati perkebunan tembakau dan kentang milik petani, awalnya terasa dingin sekali, tapi Karena keringat mulai bercucuran badan ini mulai terasa hangat. Setelah tiba di kaki gunung Sindoro, yg kata mas Laras itu juga pos 1, kita istirahat disana sambil menyalakan rokok 76 dan ngemil snack serta membasahi tenggorokan yg mulai kering. Kurang lebih 15 menit kita istirahat perjalanan dilanjutkan menuju pos 2, dari pos satu menuju pos 2 ini kita sudah melewati hutan-hutan cemara yang cukup lebat, namun rutenya masih cukup landai tidak begitu ngetrek dan jalannya berupa tanah, untung perjalanan kita agak sedikit terbantu dengan cahaya bulan yang kelihatan remang2 karena cuaca mendung, hampir sampai dipos 2 kita melewati hutan campuran yang sangat-sangat lebat sehingga cahaya bulan sudah tidak bisa membantu kita melihat jalan, kita hanya mengandalkan cahaya senter yang sudah kami siapkan sebelumnya.
Sampai di pos dua berupa tanah lapang yang cukup luas kurang lebih ukuran 5x6 m. kita juga istirahat lagi sekitar 10 menitan sambil tak lupa minum dan menyalakan sebatang rokok untuk rileks sebentar agar otot tidak kaku. Setelah dirasa cukup kita mulai lagi perjalanan menuju pos 3, trek menuju pos 3 ini mulai terjal dan kadang berupa bebatuan yang akan berbahaya kalau kita tidak menjaga keseimbangan tubuh sehingga bias terjatuh dan membentur batu, terlebih hutannya semakin lebat sehingga kita hanya bisa mengandalkan senter. Hampir 2 jam perjalanan kita menuju pos 3, dengan pelan-pelan dan kadang juga tertinggal dari teman2, ane, Febri dan Supret pantang menyerah (sebagian teman2 memang mempunyai tenaga Samson gan, mereka sudah terbiasa naik ke bukit2 kalau di rumah meskipun belum pernah mendaki, maklum orang gunung, cuma ane yang anak gunung tpi gak sekuat mereka, cz hidup ane di kota jarang kerja ky teman2 yg lain. Kalau Febri juga sama, Supret sebenernya fisiknya kuat untuk anak seumuran 1 SMP itu).
Perjalanan semakin menanjak melewati jalan setapak bebatuan dikelilingi hutan lebat sampai akhirnya keluar dari hutan dan lihat langit ada cahaya bulan, didepan sana, teman2 ane udah pada tepar sambil merokok dan bercanda disebuah tanah lapang yang kira2 bisa untuk didirikan puluhan tenda. Dan ternyata kita sudah sampai di pos 3 pendakian sindoro via Kledung. Ane langsung menuju teman2 dan ikut sante. Tanpa sengaja pandangan ane tertuju pada kaki gunung Sindoro, terlihat dibawah sana pemandangan malam yang cukup menakjubkan dari desa kledung dan sekitarnya dan juga pemandangan kota Magelang, Temanggung dan Wonosobo yang tak kalah indah.
Tiba di pos 3 ini sekitar jam 10 malam, dan setelah meminta pertimbangan mas Laras yg pernah muncak kesini, akhirnya kita putuskan untuk istirahat lebih lama di pos 3. Kalau gak salah sampai jam 1 baru kita melanjutkan perjalanan. Selama di pos 3 ini kita makan dan membuat dopping kopi biar gak kedinginan, sebagian teman2 ada yg masak ada juga yang nyari kayu bakar, karena mungkin masih lelah akhirnya ane membantu masak air saja. Kalau nasi kita sudah bawa dari rumah jadi gak repot2 masak. Masaknya air juga memakai kompor buatan kami dari kaleng susu bendera, jadi memang cukup simple kalau mendaki bareng kita, bahkan saking simplenya kita nekat gak bawa tenda dan cuma persiapan jas hujan kalau2 hujan turun.  Setelah makan ngopi, udud2 dan bercanda bersama untuk mengusir letih dan dingin sebagian teman2 menyalakan api unggun dan sebagian lagi ada yg mempersiapkan amunisi dengan tidur agar tenaga lebih fit. Jam 12 30 pagi, ane dan Laras membangungkan teman2, kemudian kita siap-siap melanjutkan perjalanan. Setelah packing dan tak lupa absen anggota kita mulai perjalanan menuju puncak. Ya, menuju puncak, cz kata Laras yg pernah mendaki gunung Sindoro sebelumnya, setelah pos 3 sudah gak ada lagi pos, kita langsung kepuncak (kalau baca di google katanya ada pos 4, tapi gak tahu dah, yang penting muncak gn). Dalam hati ane berfikir berarti perjalanan akan lebih ringan Karena sudah tidak ada pos lagi. Tapi kenyataannya justru tidak demikian, dari pos 3 menuju puncak bisa dikatakan inilh pendakian sebenarnya, sudah tidak melewati hutan lebat, hanya padang2 ilalang, namun perjalanannya begitu ngetrek dengan kemiringan kadang mencapai 80 derajat, sebagian besar jalur pos 3 menuju puncak juga berupa batu2, belum lagi, kalau boleh dikate nie ye,,, gunung Sindoro kalau di daki lewat jalur kledung setelah pos 3 ke atas akan banyak tipuan2 puncak, kalau kita lihat ke atas sepertinya puncak akan segera kita capai tapi ternyata belum, dan itu hanya bukit yang kalau dilihat dari bawa bisa kita duga puncak (ini khusus pemula pasti menduga demikian), tipuan-tipuan puncak terjadi kalau gak salah sampai 5 x, sampai2 ane hampir putus asa. Tapi dengan tekad bulat, meskipun nafas tua dan sudah tertinggal dri teman2, ane tetep berjuang untuk menuju puncak. Ane gak mau menyerah kalau sudah terlanjur kaya gini. Termasuk yang tertinggal adalah Supret n Febri. Kita bertiga bersama2, dan yang paling mengenaskan adalah Febri yang hampir tidak kuat begitu juga dengan Supret yang keduanya adalah pendaki pemula. Tapi karena ane selalu mensuport mereka, walaupun pelan2 kita tetep jalan.
Jam 5 pagi ane denger teman2 di atas sana berteriak2, woyyy! sunrise bro. woyyy! sunrise bro. woyyy! sunrise bro.. berkali2 mereka berteriak, agak sedikit kecewa memang, tapi ane maklum ama fisik ane, sehingga ane harus merelakan target melihat sunrise dipucuk Sindoro. Ane, Suppret dan Febri menikmati sunrise sambil jalan menuju puncak dengan tertatih-tatih, tambah lagi Supret yang sepatunya harus jebol (gara2 sepatu dulu SD dipake) dan terpaksa nyeker membuat ane harus bisa memotivasi mereka agar sampai puncak, bukan apa2 gan, ane yakin sebenarnya mereka itu kuat dan bekal makanan juga masih ada. Ane Cuma kasihan kalau2 mereka gak sampai puncak, bisa pengaruh untuk pendakian selanjutnya. Kalau ane sih jelas mantep pasti nyampe pucuk. Ane bilang ke Febri & Supret, kalau mendaki pertama saja tidak nyampe puncak, besar kemungkinan untuk yg ke-dua, ke-tiga dan selanjutnya juga sama. Dan ternyata sugesti ane mempan, semangat mereka berdua kembali membara sampai akhirnya kita bertiga bisa sampai dipuncak Sindoro.
Khusus ane, Febri & Supret sampai dipuncak sekitar jam 6 30 wib. Sedangkan teman2 yang lain sudah hampir 1,5 jam sebelumnya. Sampai dipuncak ane langsung minum dan makan roti merk “padi mas” yang 1-nya kalau gak salah berlabel harga 500 perak gan. Tapi enak kok.he.. setelah sedikit istirahat ane langsung ambil tayamun dan segera shalat dua rakaat di atas batu yang ada di puncak sambil bersyukur kepada Allah SWT. Karena masih diberi kesempatan menyaksikan lukisan-Nya yang begitu indah. Selesai shalat ane dan teman2 memakan bekal makanan yang masih tersisah dan dijamin belum basi yakni tiwul asli buatan biyung alias emak. Bersama-sama, walaupun Cuma seberapa ternyata cukup menambah energy dalam tubuh. Habis itu, kita melakukan season narsis ria bermodalkan hp kamera SE 3,2 MP kita mulai bergaya, diatas gunung Sindoro yg pagi itu masih sangat berkabut dan jarak pandang hanya sekitar 50 m. kita turun ke kawah gunung dan tak lupa juga narsis disana. 
 
berpose di depan kawah sindoro

jalan turun menuju kawah
Sehabis dari kawah, teman2 istirahat, ane dengan Hendri berjalan ke sisi barat menuju taman bunga pucuk merah dan edelwais, disana bergantian ane sama Hendri saling mensotret dengan gaya india2 gitu deh gan, kan tempatnya emang ky di pilem2 bolywod itu…..hhayhe..
Jam 8 pagi kabut mulai hilang dan Nampak disebelah selatan gunung Sumbing yang pernah ane daki sebelumnya. Kita2 tak meninggalkan moment itu, dan lagi-lagi HP SE dengan resolusi kamera 3,2 mp yang masih didukung batre 40% kita gunakan semaksimal mungkin. Setelah dirasa cukup, jam 9 pagi kita sudah siap2 turun, maklum gak bawa tenda takut kepanasan kalau siang diatas gunung. Perjalanan turun memang tak seberat ketika naik, tapi Karena medan yang dilalui adalah jalan yang berbatu kita terpaksa berjalan hati2, hampir 3 jam kita turun sampai di bascamp. Sambil menunggu petugas bascamp yang katanya lagi tahlilan, kita tiduran disana sampai jam 4 sore dan kemudian pulang ke rumah dengan kondisi badan yang sudah sangat kelelahan, kaki yang seperti lumpuh karena harus menapak bebatuan dan pakaian yang sangat2 kotor. Tapi tidak ada penyesalan dalam hati, justru sepanjang jalan ane masih kepikiran untuk mengulang kembali pendakian gunung Sindoro. Dan akhirnya setelah selang 1 tahun dari pendakian sindoro ini, ane dkk kembali lagi melestarikan sunah nabi Musa AS. Menaiki gunung dalam rangka berbicara dengan tuhannya.
Untuk pendakian ke-2 ke sindoro lain kali ane share gan…. Sekian dulu catatan kecil kenangan pendakian sindoro ini. Semoga menjadi kenangan untuk teman2 ku semua yg ikut mendaki…. Dan bermanfaat untuk para pecinta alam.
di puncak gunung Sindoro sebelah selatan

taman bunga gunung sindoro

taman bunga gunung sindoro





taman bunga gunung sindoro
kontributor Kabul Khan Kemranggen Bruno Purworejo



FIQH KURBAN DAN AQIQAH

 FIQH KURBAN DAN AQIQAH  (Diterjemahkan Dari Kitab Fathul Qarib)  Oleh: Sukabul, S.Sy. (Penyuluh Agama Islam KUA Kec. Ayah) فَصْلٌ فِي أَحْك...