Selasa, 15 Januari 2013

TERNYATA AL-QUR'AN TELAH MEMBICARAKAN FENOMENA FESBUK 14 ABAD LALU


Suatu ketika selepas Ashar di Masjid Al-Saudah Nawawi Berjan Purworejo. Di salah satu pojok masjid tersebut terdapat Rohmat Taufiq dengan dua orang temannya yakni Naufa dan Kabul Khan yang terlihat sedang mendiskusikan sesuatu. Kali ini tema yang diangkat seputar masalah I’jazul Quran (Mukjizat Al-Quran). Diskusi yang berjalan cukup santai (dengan ditemani 3 bungkus kopi hitam dan sebungkus rokok) namun diskusi ini sarat akan ilmu.
Naufa adalah seorang mantan mahasiswa salah satu PTS di Magelang dengan program studi Matematika. Seorang calon pengabdi masyarakat dengan ilmunya. Naufa selalu berupaya mengaitkan Al-Qur’an dengan bidang studinya matematika. Naufa sering berkutat dengan angka-angka dalam Al-Qur’an.
Naufa pun memulai diskusi. “Subhakullah alquran itu benar-benar mukjizat. Saya pernah baca di tafsir al-Misbah bahwa ternyata kata Yaum (hari) di dalam alquran sebanyak 365 kata yang sama seperti jumlah hari dalam satu tahun, kata syahr (bulan) disebutkan 12 kali sama seperti jumlah bulan dalam satu tahun, sab’u (minggu) disebut 7 kali sama dengan jumlah hari per-minggu. Belum lagi kata-kata yang berlawan kata. Misalnya ad-dunya 115 kali, al-akhiroh juga 115 kali, Malaikat 88 kali sedangkan asy-syayathin 88 kali juga. al-hayat (mati) 145 kali begitupun dengan al-maut (mati) yang juga 145 kali. Sebetulnya masih banyak tapi mending kalian liat di artikel-artikel perpustakaan atau Tanya mbah google aja ketik key word-nya keajaiban angka dalam alquran,” Celoteh Naufa sekaligus mengakhiri presentasinya.
Tiba giliran Rohmat Taufiq memaparkan pengetahuannya seputar masalah mukjizat Quran. Rohmat Taufiq memang sangat menyenangi diskusi-diskusi tentang kajian Islam berhubung program studi Rohmat Taufiq adalah bahasa Arab yang ia geluti dulu ketika kuliah di salah satu Ma’had Lughoh di STAI An-Nawawi Berjan Purworejo. Maka ia akan memaparkan sepengetahuannya tentang I’jazul Quran dari sudut pandang bahasa.
Setelah mengucapkan basmalah seraya memuji Allah dengan hamdalah, serta sholawat kepada Nabi SAW. Rohmat Taufiq pun mulai berkata “Mumtaz! ustadz Naufa mantep dah penjelasannya, giliran aku ya?
Gini, jadi mukjizat kalau diliat dari segi bahasa maka secara sederhanaku dapat diartikan sebagai 'senjata' untuk melemahkan terhadap tantangan dakwah yang ada. Contoh di zaman nabi Musa AS berhubung waktu itu sihir sedang ngetrend-ngetrendnya maka Allah kasih mukjizat nabi Musa AS 'menyerupai' sihir, tapi bukan sihir, dengan tongkatnya yang terkenal. Bisa berubah jadi ular, membelah lautan, dsb. Terus di zaman nabi Isa AS berhubung waktu itu ilmu kedokteran lagi maju-majunya maka Allah kasih kepada nabi Isa AS mukjizat yang berhubungan dengan dunia pengobatan. Nah, di zaman Rasul SAW pada masa itu kaum jahiliyyah terkenal akan syairnya yang luar biasa Indahnya. Maka Allah pun memberikan kepada Nabi SAW berupa alquran sebuah mukjizat yang begitu sangat tinggi dan sarat akan nilai sastranya.”
Rohmat Taufiq masih melanjutkan pemaparannya “bahkan Allah menantang mereka kaum kafir untuk buat satu surat saja yang semisal dengan alquran. Coba kamu berdua buka Al-Baqoroh ayat 23 “dan jika kamu meragukan Al-Quran yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) maka buatlah satu surat semisalnya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah jika kamu orang yang benar,”dan dilanjutan ayatnya, bahwa Allah sudah kasih garansi, mereka pasti tidak akan mampu membuatnya. Pernah ada kisah tentang Musailamah Al-Kadzdzab yang coba-coba buat alquran tandingan. Salah satu suratnya niru-niru al-fiil. Dan surat gadungan itu ditertawakan banyak orang karena dilihat dari sisi bahasa dan maknanya betul-betul jelek. Dan satu hal lagi Cuma alquran kitab suci yang bisa dihafal oleh jutaan manusia walaupun manusianya itu sendiri pun tidak mengetahui arti alquran. Bahkan uniknya juga, hafalannya tersebut lengkap sampai titik dan komanya. Subhanallah maha benar Allah dalam firmanNya “dan sungguh Kami mudahkan Al-Quran untuk peringatan” (Al-Qomar ayat 17). Rohmat Taufiq pun mengakhiri makalah yang dibawakannya.
Selanjutnya giliran Kabul Khan yang mendapat giliran menjelaskan mukjizat quran berdasarkan studi yang ia geluti. Kabul Khan adalah seorang mahasiswa IT di salah satu PTS di Jogjakarta. Berbeda dengan kedua orang sahabatnya tadi, cowok lajang ini tengah mengerjakan tugas akhir dalam perkuliahannya. Hal ini dikarenakan Kabul Khan telat kuliah karena harus absen setahun tidak melanjutkan pendidikan setelah selesai SMA daripada Naufa dan Rohmat Taufiq yang telah wisuda setahun yang lalu.
Lengkap dengan stelan kacamata khas para hacker di film Bollywood (kagak salah nie??? Bollywod kale. Gak pa2 lah, namanya ja Kabul Khan pasti demennya ma yang khan-khan itu), Kabul Khan pun memulai pembicaraannya. “sebenarnya aku belum mau mengatakan ini mukjizat atau bukan? terus terang aku tidak berani. Tapi salah satu point yang pernah aku dengar dalam seminar Qur’an bahwa kenapa Qur’an di sebut mukjizat tak lain dan tak bukan adalah karena kebenarannya dalam meramal masa depan. Betul gak crut?” Kabul Khan bertanya pada Rohmat Taufiq (Crut adalah laqab ngetrendnya Rohmat Taufiq). Rohmat Taufiq pun mengiyakan pernyataan Kabul Khan dengan mengaggukan kepala, seolah tak mau kehilangan pemaparan dari Kabul Khan sahabatnya yang guantengnya kaya Amir Khan. ^_* (dilarang protes loh buat kata-kata yang terakhir. ha.ha.ha).
Kabul Khan melanjutkan “surat al-lahab contohnya, di situ Allah memastikan bahwa Abu Lahab akan tetap kafir dan masuk neraka. Dan ketika surat itu turun di Mekkah, Abu Lahab ternyata masih hidup. Sekarang coba kalian bayangkan kalau seandainya Abu Lahab itu tergerak hatinya untuk masuk Islam atau pun pura-pura masuk Islam maka Al-Quran akan dipertanyakan kebenarannya dari dulu sampai sekarang. Ataupun di surat Ar-Rum di situ dijelaskan bahwa Romawi akan menang melawan Persia. Dan itu subhanallah terjadi beberapa tahun kemudian. Setelah pada peperangan yang sebelumnya Romawi kalah maka pada peperangan selanjutnya Romawi menang telak. Dan satu lagi peristiwa fathul Mekkah di surat Al-Fath. Allah memastikan kaum Muslimin akan memasuki Mekkah setelah sekian lama hijrah ke Madinah. Dan subhanallah hal itu terbukti.”
Fenomena Al-Fisbukiyyah dalam Al-Qur'an
“Ah itu mah dari aspek sejarah, coba dari aspek IT sesuai sama studi kamu dong?” kata Rohmat Taufiq seolah menantang Kabul Khan. “Weitss, tenang-tenang mas bro, aku kan belum selesai menjelaskan, aku lanjut ya!” kata Kabul Khan.
“Nah berhubung tadi aku bilang aku gak berani menyebut ini mukjizat atau bukan, maka aku akan bilang ini kehebatan Quran.” Kabul Khan masih melanjutkan, sementara kedua rekannya Naufa dan Rohmat Taufiq masih terus diam dan menyimak kata per-kata yang akan terlontar dari mulut Kabul Khan. “kamu berdua tau gak, bahwa sejak 1400 tahun yang lalu alquran sudah menyinggung tentang Facebook dan kawan-kawannya?!” Naufa sang Cagur (Calon Guru) matematika tertegun diiringi dengan hisapan rokoknya dengan pelan-pelan dan Rohmat Taufiq pun demikian berpikir dan mencari-cari bahwa apakah benar kata Facebook ada di dalam alquran.
Kabul Khan meneruskan kembali pemaparannya “coba kamu berdua buka surat Al-Ma’arij ayat 19-21 disana disebutkan dalam terjemahan indonesianya Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila di ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah. Dan apabila mendapat kebaikan dia jadi kikir”.
Ayat ini menjelaskan fenomena jama’ah "Al-Fisbukiyyah" secara umum. Coba kamu-kamu liat wirid-wirid mereka. Kebanyakan isinya keluh kesah. Temanya sudah mirip sinetron mendayu-dayu sampai bikin air mata keluar. Diputus cewek, bertengkar sama ceweknya, sakit dari mulai bisul, gudik, jerawat, sampai ayan di update di status, cuaca juga tidak ketinggalan, dikasih hujan, ngeluh tidak bisa kemana-mana, dikasih panas ngeluh kepanasan. Segala maksiat juga disebarin di muka umum. Masalah duit abis, rezeki seret terus dan terus disuguhkan dan juga galau-galau yang lainnya.
Ibadah juga ada beberapa yang dipublikasikan seperti puasa, sedekah, tapi alhamdulillah aku belum menemukan ada orang yang lagi sholat update status “lagi roka’at dua nih” na’udzubillah kalau sampai ada!” canda Kabul Khan.
Naufa dan Rohmat Taufiq pun tertawa dan mengaminkan ucapan Kabul Khan. “Terus di ayat setelahnya dikatakan “apabila dapat kebaikan maka ia kikir”. Aku rasa betul ayat tersebut. Coba kamu berdua hitung ada beberapa orang yang update status semisal “alhamdulillah dapat rezeki, buat yang mau ditraktir harap tunggu di depan masjid”. Kira-kira ada gak status kayak gitu. Giliran dapat rezeki yang melimpah pada pelit gak mau orang lain pada tau, tapi giliran ditimpa musibah di share kemana-mana.”
“Ah, kamu iri aja kali jangan sok jaim deh?!” Kali ini Naufa yang bertanya kepada Kabul Khan. Kabul Khan pun menjawab “aku rasa jaim itu perlu, dalam konteks JAIM, Jaga-Iman berkaitan dengan hal malu, aku tidak mengharamkan update status, akan tetapi alangkah baiknya update-nya itu yang baik-baik pokoknya temanya mengajak kebaikan dari quran, hadits, sahabat, ataupun salafush sholih. Ingat dalam hadits riwayat Bukhori dikatakan Jika kamu tidak malu, maka berbuatlah sesukamu. Ulama bilang bahwa jika kita udah gak malu sama Allah dan tidak merasa diawasinya maka tunaikan saja hawa nafsumu dan lakukan apa yang kau inginkan.” Jawab Kabul Khan.
Rohmat Taufiq tak menyangka sahabatnya Kabul Khan dapat menarik dan mengaitkan surat Al-Ma’arij dengan fenomena Facebookers yang bergentayangan di dunia maya. Alhamdulillah bertambah satu lagi pengetahuan Rohmat Taufiq pada hari itu. Sungguh Rohmat Taufiq sejatinya sudah sering membaca atau bahkan menghafalkan surat ini. Namun dikarenakan kurang men-tadabbur-i ayat ini maka alangkah kagetnya ia mendengarkan penjelasan yang dipaparkan oleh sahabatnya Kabul Khan.
Diskusi kali ini pun berkahir seiring dikumandangkannya adzan maghrib sebagai pertanda masuknya waktu sholat maghrib.
Cerita tentang tiga teman ini hanyalah fiktif belaka. Kalau ada kesamaan nama, tempat dan lainnya yang kurang berkenan di gati para facebookers sekalian, maaf ya… semoga bermanfaat dunia akhirat. Amin amin ya rabbal ‘alamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIQH KURBAN DAN AQIQAH

 FIQH KURBAN DAN AQIQAH  (Diterjemahkan Dari Kitab Fathul Qarib)  Oleh: Sukabul, S.Sy. (Penyuluh Agama Islam KUA Kec. Ayah) فَصْلٌ فِي أَحْك...